Oleh: Aat Hidayat | 26 Juli 2019

Materi Pembelajaran Bahasa Asing Berbasis Teknologi

Oleh Aat Hidayat, M.Pd.I.

“Teknologi hanyalah alat. Namun, untuk menghasilkan anak-anak bisa saling bekerja sama dan temotivasi, guru adalah yang paling penting.” (Bill Gates)

“Aku takut suatu hari teknologi akan melampaui interaksi manusia. Dunia akan memiliki generasi idiot.” (Albert Einstein)

Dalam konsepsi K.H. Imam Zarkasyi, salah satu Trimurti pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor, ada empat hal yang menjadi faktor keberhasilan sebuah pembelajaran, yaitu materi pembelajaran, metode pembelajaran, kepribadian seorang guru, dan spiritualitas seorang guru. Hal ini sebagaimana mahfuzhat atau kata mutiara yang dalam berbagai kesempatan selalu disampaikan oleh K.H. Imam Zarkasyi kepada para santrinya, At-thariqah ahammu min al-maddah, wa al-mudarris ahammu min ath-thariqah, wa ruh al-mudarris ahammu min al-mudarris nafsihi(Binhadjid, 2013). Artinya, “Metode lebih penting daripada materi, guru lebih penting daripada metode, dan spiritualitas guru lebih penting daripada kepribadian guru.” Dari ungkapan K.H. Imam Zarkasyi di atas, faktor pertama yang mendukung keberhasilan sebuah proses pembelajaran adalah ketersediaan materi pembelajaran yang memadai. Tanpa materi pembelajaran yang mumpuni, akan sulit tercapai keberhasilan sebuah pembelajaran.

Dalam artikel ini, penulis akan menelaah pemanfaatan teknologi informasi sebagai materi pembelajaran bahasa asing. Hal ini dilatarbelakangi oleh dua hal. Pertama, sebagaimana dikemukakan oleh Alfin Toefler, saat ini dunia memasuki perkembangan fase ketiga, yang ditandai dengan pemanfaatan teknologi informatika yang semakin pesat (Faridi, 2009: 59). Hal ini berimbas juga pada wilayah pembelajaran, yakni dengan mulai digunakannya produk teknologi tersebut sebagai materi dan media pembelajaran. Kedua, sebagaimana dikemukakan oleh Bill Gates, teknologi hanyalah alat, keberhasilan sebuah pembelajaran tetap berada dalam wilayah dan kendali seorang guru. Dengan demikian, pemanfaatan teknologi dalam proses pembelajaran hanyalah sebagai alat yang membantu seorang guru dalam menyukseskan proses pembelajaran.

Teknologi Informasi dan Komunikasi

Sebelum diulas pemanfaatan teknologi sebagai materi pembelajaran bahasa asing, akan diulas terlebih dahulu definisi teknologi. Teknologi informasi dan komunikasi atau information and communication technology (ICT) adalah studi atau penggunaan peralatan elektronika terutama komputer untuk menyimpan, menganalisis, dan mendistribusikan informasi apa saja, termasuk kata-kata, bilangan, dan gambar. Dalam hal ini, teknologi mencakup dua hal. Pertama, teknologi informasi, yang mencakup segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Kedua, teknologi komunikasi, yang mencakup segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya (Sariakin, 2016: 4). Dengan demikian, teknologi informasi dan komunikasi adalah pemanfaatan teknologi untuk mengolah segala informasi, baik berupa kata-kata, bilangan, maupun gambar, serta mengkomunikasikannya dengan berbagai perangkat lainnya.

Materi Pembelajaran

Setelah dipahami makna teknologi, perlu juga dicermati definisi materi pendidikan atau materi pembelajaran. Sebagaimana dijelaskan oleh Kadar M. Yusuf, materi pembelajaran adalah bidang-bidang ilmu yang diajarkan kepada peserta didik. Materi pembelajaran ini menjadi salah satu elemen yang mesti diperhatikan agar tujuan pembelajaran dapat diraih secara maksimal. Elemen lainnya adalah metode pembelajaran, media pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran (Yusuf, 2015: 105-106). Dalam penjelasan lain, Nana Sudjana menyebut materi pembelajaran ini dengan istilah bahan pelajaran. Menurut Sudjana, bahan pelajaran adalah isi yang diberikan kepada para siswa pada saat berlangsungnya proses belajar-mengajar. Bahan pelajaran inilah yang akan memfasilitasi para siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dengan demikian, tujuan pembelajaran yang akan dicapai oleh para siswa diwarnai dan dipengaruhi oleh bahan pelajaran yang dipilih. Selanjutnya, Sudjana menjelaskan bahwa bahan pelajaran terdiri atas beberapa kategori, yaitu fakta, konsep, prinsip, dan keterampilan (Sudjana, 2010: 67).

Dari dua penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa materi pembelajaran atau bahan pelajaran adalah sekumpulan materi yang dipersiapkan oleh guru atau dosen untuk menunjang proses pembelajaran. Materi pembelajaran ini dapat berupa fakta, konsep, prinsip, atau keterampilan. Materi pembelajaran inilah, di samping metode pembelajaran, media pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran, yang menjadi salah satu faktor keberhasilan pembelajaran yang akan membawa para siswa atau para mahasiswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.

informasi-pendidikan informasi-pendidikan.com

Pemanfaatan Teknologi Sebagai Materi Pembelajaran

Di era yang disebut oleh Alfin Toefler sebagai perkembangan fase ketiga, yang ditandai dengan pemanfaatan teknologi informatika yang semakin pesat, penggunaan dan pemanfaatan information and communication technology (ICT) atau teknologi informasi dan komunikasi menjadi sebuah keniscayaan. Hal ini dilatarbelakangi oleh beberapa prinsip umum penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran, yakni efektif, efisien, optimal, menarik, dan merangsang kreativitas berpikir siswa (Sariakin, 2016: 4). Prinsip umum teknologi informasi dan komunikasi ini sejalan dengan karakter era modern saat ini yang ditandai dengan efektivitas, efisiensi, cepat, dan menarik. Dengan demikian, tuntutan untuk menggunakan teknologi sebagai bahan ajar dan materi ajar sangat dibutuhkan. Sehingga, para peserta didik yang sudah memasuki zaman milenial ini tidak kehilangan gairah dalam belajar yang diakibatkan oleh penggunaan materi pembelajaran yang monoton dan konvensional.

Selanjutnya, penggunaan teknologi informasi dan komunikasi sebagai materi pembelajaran ini dapat dilaksanakan dalam berbagai bentuk sesuai dengan fungsi teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran. Menurut Indrajut, sebagaimana dikemukakan oleh Abdurrachman Faridi, fungsi teknologi informasi dan komunikasi dalam pendidikan ada tujuh, yaitu: (1) sebagai gudang ilmu; (2) sebagai alat bantu pembelajaran; (3) sebagai fasilitas pendidikan; (4) sebagai standar kompetensi; (5) sebagai penunjang administrasi; (6) sebagai alat bantu manajemen sekolah; dan (7) sebagai infrastruktur pendidikan (Faridi, 2009: 60). Dalam hal ini, penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dimanfaatkan dalam ranah fungsi nomor 1, 2, dan 3, yakni sebagai gudang ilmu, sebagai alat bantu pembelajaran, dan sebagai fasilitas pendidikan. Dalam pelaknaannya, teknologi inilah yang nantinya akan dimanfaatkan sebagai bahan ajar atau sumber pembelajaran dan sekaligus sebagai media pembelajaran.

Namun demikian, tidak semua hal positif terbebas dari hal negatif. Di samping ada kelebihan yang dihasilkan oleh penggunaan teknologi sebagai materi pembelajaran, tentu ada juga dampak negatif yang ditimbulkannya. Adapun kelebihan dari penggunaan teknologi sebagai materi pembelajaran adalah: (1) pelajar jadi lebih mudah dalam belajar, karena kebanyakan pelajar lebih suka praktik dibandingkan teori; (2) pengajar jadi lebih mudah mengajar dan mudah menyampaikan materi dengan membuat presentasi-presentasi; (3) bagi pelajar ataupun pengajar, pemberian dan penerimaan materi atau tugas tidak harus bertatap muka, jadi jika pengajar berhalangan hadir tetap dapat memberi tugas atau materi melalui e-mail; (4) dalam membuat laporan, baik bagi pelajar maupun pengajar jadi lebih mudah karena jika memakai komputer akan mudah dikoreksi jika ada kesalahan; (5) dalam belajar, baik pengajar maupun pelajar akan lebih mudah mencari sumber karena adanya internet; (6) pembelajaran yang menggunakan ICT/TIK bisa dibuat lebih menarik, misalnya dengan memunculkan gambar atau suara sehingga pelajar lebih antusias untuk belajar. Sementara itu, kekurangan dari penggunaan teknologi sebagai materi pembelajaran adalah: (1) pembelajaran yang menggunakan ICT/TIK hanya bisa dilaksanakan oleh sekolah yang mampu, bagi sekolah-sekolah yang kurang mampu akan ketinggalan; (2) setiap pelajar harus mendapat fasilitas yang sama, jadi dalam pembelajaran yang menggunakan komputer atau smartphone, setiap pelajar harus menggunakan satu komputer atau smartphone yang memadai; selain itu, dalam pembelajaran, siswa-siswa yang tidak antuasias dalam penerimaan materi sering kali lebih suka main game selama pembelajaran, sehingga mereka tidak konsentrasi dan tidak dapat menerima materi yang diajarkan dengan baik; (4); dalam pembelajaran yang menggunakan internet yang tidak dibatasi, sering kali pelajar menggunakan internet bukan untuk keperluan belajar (Sariakin, 2016: 4-5).

Mencermati berbagai kelebihan serta kekurangan serta dampak yang ditimbulkan oleh penggunaan teknologi dalam pembelajaran sebagaimana dipaparkan di atas, di sinilah diperlukan pendampingan dan kebijaksanaan guru selama proses pembelajaran. Hal ini selaras dengan perkataan Bill Gates sebagaimana penulis kutip di depan, “Teknologi hanyalah alat. Namun, untuk menjadikan anak-anak bisa saling bekerja sama dan termotivasi, guru adalah yang paling penting.” Dengan demikian, guru tetap menempati posisi yang urgen dalam proses pembelajaran. Teknologi dalam pembelajaran hanyalah sebagai instrumen pendukung dalam proses pembelajaran yang diposisikan sebagai bahan ajar atau materi ajar.

YouTube dan Materi Pembelajaran Bahasa Asing

Di antara berbagai fasilitas teknologi yang ditawarkan, salah satunya yang dapat digunakan sebagai materi dan sekaligus media pembelajaran adalah beragam video yang disediakan oleh YouTube. Sebagaimana diungkapkan oleh Athiyah Salwa, video merupakan salah satu media yang menarik karena pembelajar saat ini lebih tertarik dengan media visual dibanding dengan hanya menggunakan media audio saja. Visualiasi dapat merangsang imajinasi dan membantu proses pembelajaran menjadi lebih mudah (Salwa, 2015: 33). YouTube merupakan situs video sharing yang berfungsi sebagai sarana untuk berbagi video secara online. Media ini dianggap dapat memberikan informasi yang lebih luas. Banyak toturial dan konten yang disajikan dalam YouTube, seperti tutorial bermain alat musik, tutorial public speaking, kerajinan tangan, pengenalan kebudayaan daerah, dan masih banyak lagi. Video yang disajikan dalam YouTube memberikan kemudahan untuk langsung mempraktikkan konten yang sedang ingin dipelajari. Berangkat dari kemudahan inilah yang membuat kebanyakan orang lebih menyukai belajar dengan media pembelajaran YouTube dibandingkan dengan media pembelajaran tradisional (Luhsasi dan Sadjiarto, 2017: 2).

Ada beragam video pembelajaran bahasa asing, terutama bahasa Arab, yang disediakan oleh YouTube. Jika berselancar di YouTube, kita akan menemukan materi pembelajaran yang berlimpah, mulai dari materi al-qawa’id atau tata bahasa Arab, al-hiwar atau percakapan, al-mahfuzhat atau kata-kata mutiara bahasa Arab, lagu-lagu bahasa Arab, al-qira’ah atau bahan bacaan, sampai film-film berbahasa Arab. Beragam video ini menjadi bahan ajar dan materi pembelajaran yang berlimpah. Keberlimpahan materi ini sangat mendukung para guru dalam melaksanakan proses pembelajaran guna meningkatkan empat keterampilan berbahasa Arab sebagaimana diungkapkan oleh Acep Hermawan. Menurut Acep Hermawan, ada empat keterampilan berbahasa Arab yang harus dicapai oleh siswa dalam pembelajaran bahasa Arab, yaitu keterampilan menyimak (maharah al-istima‘), keterampilan berbicara (maharah al-kalam), keterampilan membaca (maharah al-qira‘ah), dan keterampilan menulis (maharah al-kitabah) (Hermawan, 2014: 129). Penggunaan video yang disediakan oleh YouTube dalam pembelajaran bahasa Arab ini terutama dapat meningkatkan keterampilan menyimak, yang kemudian secara tidak langsung juga ikut meningkatkan kemampuan berbicara, membaca, dan menulis.

Namun demikian, di samping kelebihan, ada beberapa kekurangan penggunaan video sebagai materi pembelajaran. Adapun kelebihan penggunaan video sebagai materi pembelajaran adalah: (1) dapat menstimulasi efek gerak; (2) dapat diberi suara dan warna; (3) tidak memerlukan keahlian khusus dalam penyajiannya; dan (4) tidak memerlukan ruangan gelap dalam penyajiannya. Sementara, kekurangan penggunaan video sebagai materi pembelajaran adalah: (1) memerlukan peralatan khusus dalam penyajiannya, seperti komputer, laptop, atau smartphone; (2) memerlukan tenaga listrik dalam penyajiannya, kecuali jika disajikan dengan menggunakan smartphone; dan (3) memerlukan keterampilan khusus dan kerja tim dalam pembuatannya (Nurryna, 2009: 3).

Penggunaan teknologi dalam pembelajaran, terutama dalam pembelajaran bahasa asing, baik bahasa Inggris maupun bahasa Arab, tidaklah mutlak. Penggunaan teknologi sebagai materi pembelajaran hanyalah alternatif atau selingan dalam pembelajaran. Teknologi bukan sebagai satu-satunya sumber bahan ajar. Sebab, jika terlalu bertumpu pada teknologi, dalam bidang apapun, imbasnya kita hanya akan menjadi budak teknologi. Inilah yang diwanti-wanti oleh Albert Einstein, “Aku takut suatu hari teknologi akan melampaui interaksi manusia. Dunia akan memiliki generasi idiot.” [ ]

 

Referensi

Binhadjid. 2013. “Interpretasi Makna ath-Thariqah Ahammu min al-Maddah”, https://www.gontor.ac.id/berita/interpretasi-makna-at-toriqoh-ahammu-min-al-maddah, diakses pada tanggal 9 November 2017.

Faridi, Abdurrachman. 2009. “Inovasi Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis ICT dalam Rangka Meningkatkan Mutu Pendidikan”, Lembaran Ilmu Kependidikan, Volume 38, Nomor 1.

Hermawan, Acep. 2014. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Luhsasi, Dwi Iga, dan Sadjiarto, Arief. 2017. “Youtube: Terobosan Media Pembelajaran Ekonomi bagi Mahasiswa”, Prosiding Seminar Pendidikan Ekonomi dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

Nurryna, Ayu Friska. 2009. “Pengembangan Media Pendidikan untuk Inovasi Pembelajaran”, Jurnal Speed: Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi, Volume 1, Nomor 2.

Salwa, Athiyah. 2015. “Video Tutorial Youtube Sebagai Media Pengajaran Teks Prosedur Bahasa Inggris”, Seminar Nasional Unnes – TEFLIN.

Sariakin. 2016. “Model Pengembangan Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis ICT (Information and Communication Technology) dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa SMA”, Jurnal Visipena, Volume 6, Nomor 2.

Sudjana, Nana. 2010. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Yusuf, Kadar M. 2015. Tafsir Tarbawi: Pesan-pesan al-Qur’an Tentang Pendidikan. Jakarta: Amzah.

 

Keterangan:

Artikel ini dipublikasikan di Majalah Vernacular, Majalah Unit Pengembangan Bahasa Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus, Edisi 18, Desember 2017

Unduh:

Artikel Majalah Vernacular Edisi 18 Desember 2017


Tinggalkan komentar

Kategori